Prototipe Alat Sederhana Untuk Social Distancing
Kondisi Pandemi masih menghantui aktivitas masyarakat di seluruh Dunia. Bahkan dilansir dari Bloomberg, kondisi Pandemi ini bisa bertahan 2–10 tahun yang akan datang.
Indonesia sendiri diprediksikan akan mengalami Pandemi berkepanjangan hingga >10 tahun.
Mau tidak mau masyarakat harus sigap dalam mensiasati Pandemi agar dapat tetap bertahan hidup dan melewati masa-masa sulit ini.
Pemerintah-pun membuat segenap regulasi demi menekan laju mata rantai Covid-19, mulai dari menutup ruang-ruang publik hingga memberikan swa-vaksinasi kepada masyarakat. Slogan yang digaungkan oleh Pemerintah, yaitu 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, dan Memakai masker).
Namun hal ini tentunya perlu juga diimbangi dengan kesadaran dari masyarakat. Salah satunya adalah menjaga jarak.
Saya kemudian menemukan data The National Library of Medicine (NLM), mengenai bagaimana kesadaran social distancing di India, seperti yang kita ketahui India merupakan negara dengan jumlah populasi terbanyak ke-2 di Dunia, dengan total populasi mencapai 1,38 Miliar Jiwa.
Dari data tersebut kita bisa melihat, rerata orang-orang bertemu/berinteraksi dengan 5–10 orang dalam satu hari. Dimana hal ini bisa dikatakan cukup menjadi pemicu virus Covid-19. WHO pun sudah menghimbau untuk melakukan physical distancing minimal 1 meter.
Tingkat interaksi yang tinggi tentunya dapat memudahkan penyebaran Covid-19.
Pada table 4, terlihat sebuah hasil kuesioner dari The National Library of Medicine (NLM), masyarakat sangat setuju bahwa physical distancing menjadi salah satu tindakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Melihat kondisi tersebut, saya mencoba membuat sebuah alat yang mampu membantu kewaspadaan masyarakat dalam menerapkan physical distancing di lapangan.
Konsepnya cukup sederhana, saya memanfaatkan sensor ultrasonik dan sebuah mikrokontroller. Komponon pada sensor ultrasonik inilah yang akan mendeteksi benda di hadapannya, range nya pun dapat diatur dengan range 2cm sampai 450cm. Adapun, alternatif selain sensor ultrasonik bisa menggunakan sensor infrared. Bedanya, sensor infrared mendeteksi hawa panas dari makhluk hidup.
Cara kerja alat ini cukup sederhana, sensor ultrasonik mendeteksi benda yang ada di hadapannya. Kemudian data jarak tersebut dikirimkan ke Miktrokontroller, disini saya menggunakan Arduino UNO. Di Mikrokontroller data diolah dan disesuaikan dengan algoritma yang telah disusun dan disematkan pada Mikrokontroller. Selanjutnya, Mikrokonroller mengirimkan sinyal kepada Neopixel dan Buzz sebagai alarm.
Alat ini bisa dibenamkan pada face shield, sehingga nanti pembacaan sensor bisa akurat dan sekaligus meningkatkan fungsionalitas daripada face shield. Berikut dapat dilihat simulasi alat di TinkerCAD.
Bagi teman-teman yang ingin mencoba simulasi langsung berikut saya sertakan link project yang saya buat menggunakan TinkerCAD. Jangan lupa tetap menjaga jarak demi menjaga diri dan sesama.